Check out my piZap pic - created at pizap.com

sholawat aris.solaloh ngalla yasin

Haqqul Mustofa - Assolatu Alan Nabi.mp3


MP3


FACABOOK NAMA:FUAD HASAN

PESANTREN "DARUSSALAM"'s Fan Box

THE ANAKRAINBOW's Fan Box

http://www.987genfm.com/streaming
Photobucket

PESANTREN DARUSSALAM created at pizap.com

DUNIA

Jumat, 26 Februari 2010

Muhammad menyebut ibadah ini tiang agama, yang wajib dikerjakan
setiap umat Islam. Tetapi, pernahkah kita merenungi secara lebih dalam makna
shalat sesungguhnya? Dimulai dari takbir hingga ditutup salam, shalat mengisyaratkan simbol dan lambang yang luar biasa. Takbir (Allahu Akbar) adalah pertanda kita sudah
memasuki istana Maha Raja. Pintu dunia yang penuh dengan hiruk pikuk, harta,
dan jabatan kita tinggalkan, untuk kemudian, kita tapaki dimensi baru:
keterpesonaan jiwa kepada-Nya. Takbir juga mengisyaratkan ketidakberdayaan seorang hamba di hadapan Tuhan.
Karena itu seorang hamba selalu menundukkan pandangannya seusai bertakbir.
Simbol ini melahirkan rasa tawaddhuk (rendah hati), tidak sombong dan
angkuh. Saat berdiri tegap, wajah kita tak boleh menoleh ke kiri maupun ke
kanan, melainkan menatap lurus ke tempat sujud (tanah). Memandang tanah adalah simbol bahwa hidup manusia akhirnya akan kembali ke tanah.
Itulah sebabnya pada doa iftitah kita berikrar 'Inilah wajah batinku,
pengorbananku, hidup dan matiku hanya untuk-Mu ya Allah.' Akhirnya, shalat ditutup dengan salam. Itu berarti bahwa hidup haruslah
berakhir dengan hati yang salam (damai), merdeka, dan tidak lagi terpenjara
oleh urusan dunia. Gerakan shalat mulai dari awal hingga akhir memiliki nilai filosofis.
Di sini hamba Tuhan harus bergerak, dinamis, kreatif, dan aktif untuk
mengembangkan diri menuju kemerdekaan berbuat, tetapi bukan tanpa aturan.
Dalam kreativitas itu seseorang yang mendirikan shalat sesungguhnya tengah
tenggelam dalam keasyikan pelukan Ilahi yang tak terperikan.
Demikianlah filosof besar asal Pakistan, Muhammad Iqbal, melukiskan
keasyikan itu lewat kata-kata, "Berapa lamakah kau 'kan tetap menggelepar
menggantung di sayap orang? Kembangkan sayapmu sendiri dan terbanglah lepas
seraya menghirup udara bebas di taman luas." Berdiri dalam shalat mengandung arti kita tidak selamanya muda, berjaya,
atau berdiri kuat, tetapi juga berubah jadi rukuk --sebuah simbol adanya
saat kita bisa rapuh, berumur setengah baya, dan kekuatan pun berkurang. Sementara itu, kewajiban harus tetap dijalankan sebagai bekal untuk menuju
sujud --simbol tanah, tempat asal kita diciptakan dan dikembalikan.
Maka, akhirilah hidup kita dengan salam (hati yang bersih).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar